Selamat Datang di web blog Resmi MI YAPPI Ringintumpang, Semoyo, Patuk, Gunungkidul. Web blog ini dibuat untuk mengoptimalkan layanan informasi dan komunikasi, baik untuk keperluan internal Civitas MI YAPPI Ringintumpang, maupun masyarakat luas lainnya. Harapan kami, melalui web blog ini dapat kita informasikan keberadaan MI YAPI Ringintumpang yang telah memasuki era globalisasi.

Pengunjung

Senin, 30 Januari 2012

SUKSES UNAS : ABCDEFGH


Datangnya Ujian Nasional (UNAS) besuk di bulan April, tak akan jadi masalah bagi siswa yang berkarakter pembelajar dan punya komitmen selalu belajar. Tipe pelajar ini akan belajar terus menerus, kapan pun dan dimana pun. Motivasi belajar mereka bukan hanya karena akan ujian atau ulangan. Namun sayang jumlah siswa yang demikian ini sedikit dibanding siswa yang berkarakter lain. Masih banyak siswa yang belajar hanya karena akan ulangan dan semacamnya. Bagi siswa ini UNAS akan menjadi masalah besar. Untuk mereka tulisan ini ditujukan.
Kiat sukses UNAS disingkat dengan akronim alfabestis : ABCDEFGH.


Pertama, Antusias
Kata ini berasal dari bahasa asin en (di dalam), theos (Tuhan), isme (paham). Jadi, antusias bermakna “Tuhan ada di dalam diri”. Inalloha ma’anaa. Jika antusias sudah merasuk, maka siapapun akan bersemangat dalam hidup dan menghadapi ujian yang berat sekali pun. Ujian datang disambut dengan keyakinan bahwa ia mampu menghadapi dengan segenap persiapan. Niat atau motivasi akan selalu menyala dari dalam diri, tak perlu diingatkan untuk belajar. Belajar merupakan kebutuhan. Antusias ini menjadi charger bagi siswa.

Kedua, Belajar Efektif
Mengapa harus efektif? Ya, karena di kelas terminal, kelas VI SD/MI, kelas IX SMP/MTs, dan kelas XII SMA/SMK/MAN akan terasa sebentar dibanding kelas sebelumnya. Bagaimana belajar efektif? Belajarnya fungsional dan global, diantaranya metode peta pikiran (mind mapping) sebaiknya diterapkan dalam catatan pribadi dengan tulisan warna-warni. Berbagai sekolah telah lama mempersiapkan siswanya dengan drill latihann soal. Kadang disertai dengan uji coba (try out) dan tidak hanya sekali dua kali, namun berkali-kali dengan materi terstruktur sejak kelas awal hingga kelas akhir. Try out dibuat mirip dengan situasi sesungguhnya, yang dikenal dengan simulasi. Cara ini dipandang efektif selama model soal masih tetap pada ranah kognitif.

Ketiga, Cara Mengatur Waktu
Mengingat waktu yang singkat di kelas akhir, sudah seharusnya siswa bisa mengatur waktu. semua dianugerahi waktu yang sama-sama 24jam dalam sehari-semalam, 60 menit dalam satu jamnya, dan 60 detik dalam satu menitnya. Meski akumulatif umur seseorang berbeda, akan tetapi kita tak tahu berapakah jumlah akhirnya. Namun mengapa hasilnya berbeda? Tak lain  disebabkan oleh mampu atau tidak dalam manajemen waktu. jika mungkin jadikan belajar itu sebagai kebutuhan dan hiburan, sehingga tak akan merasa tersiksa dengan belajar keras menjelang UNAS. Refreshing memang diperlukan saat suntuk belajar. Namun usahakan tak menyita waktu lama. Sebab kelak bila menyesal karena tak memanfaatkan waktu secara baik, tak akan bisa diulangi kembali di masa lalu.

Keempat, Doa dan Ibadah
Saat penulis membimbing dan mendampingi siswa kelas XII ada yang bertanya, apa doa yang ces pleng dan mujarab untuk lulus UNAS? Ketika jenuh, mungkin saja pertanyaan itu muncul, hingga perlu jawaban yang tepat. Masalahny adalah doa apa dan oleh siapa? Tentu doa kesuksesan, doa keselamatan dunia akherat. Siapa saja yang harus berdoa dan beribadah? Siswa yang bersangkutan, orang tua, atau keluarga, dan segenap warga sekolah. Jika doa bersama-sama ini terlaksana pasti akan menambah ketenangan siswa. Jika jiwa telah tenang, separuh kemenangan teraih.

Kelima, Empati
Doa kita menambah tenang, juga sebagai wujud kepedulian pada siswa. Siswa sangat membutuhkan empati (felling in), minimal sekedar simpati (felling on) dari orang sekitar. Keluarga dan masyarakat yang empatis akan membantu menciptakann suasana rumah dan lingkungan kondusif untuk belajar.

Keenam, Fokus
Dalam melakukan sesuatu kita akan berhasil maksimal bila dilakukan dengan memusatkan perhatian. Dari sholat kita dapat pelajaran tentang khusyuk, akan lebih baik bila kita terapkan di luar sholat. Pengalaman menunjukkan bahwa hingga kini sinar matahari tak mampu membakar sampah secara langsung. Mengapa/ karena sinar datang menyebar (divergen). Namun keadaan akan lain, bila sinar matahari dikumpulkan dengan lup. Sinar terpusat (konvergen) ini akan mampu membakar sampah, bahkan baja sekali pun. Tak lain karena sinar jatuh di titik api (fokus) dan diarahkan ketujuan atau target.

Ketujuh, Goal atau Tujuan
Apa tujuan UNAS? Apa tujuan belajar? Apa tujuan hidup? Jika siswa mampu menjawab secara tepat pertanyaan ini, niscaya siswa tak akan malas dalam belajar. Apa yang diperoleh dari kemalasan? Selain kepuasan semu dan sesaat serta penyesalan di akhir. Dengan mengingat tujuan setelah lulus UNAS sebagai target antara dengan dengan tujuan atau cita-cita siswa akan lebih semangat dalam menempuh UNAS.

Kedelapan, Harapan
Ada dua nilai dalam hidup, yakni nilai harapan atau idealita (das sollen) dan nilai kenyataan atau realita (das sein). Agar ada perubahan dari idealita menjadi realita perlu usaha dan kerja keras (das werden) hingga mengeluarkan keringat. Menyetir kata-kata Edison, “Sukses adalah 1% inspirasi atau bakat dan 99% perspirasi atau keringat”. Tang sering terjadi banyak siswa merasa telah berusaha maksimal, padahal sejatinya belum jika dibandingkan dengan siswa dari sekolah lain yang banyak ‘reuni’ karena diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Ingatlah, proses luar biasa akan melahirkan keadaan yang luar biasa.
Man jadda wa jadda. Barang siapa bersungguh-sungguh akan mendapatkan. Dengan kedelapan kiat di atas, semoga Anda, para siswa madrasah khususnya dan siswa sekolah pada umumnya, sukses. Amin. Insya Allah.

Sumber: Majalah Bakti No. 247-TH.XX – JANUARI 2012


1 komentar:

MI YAPPI BALONG mengatakan...

Assalamu'alaikum wr. wb
Diberitahukan bahwa alamat URL madarasah kami pindah ke http://www.mibalong.blogspot.com. atas perhatiannya diucapkan terima kasih wasalam (maz_dipo)